Api Sejarah 2 : Mahakarya perjuangan ulama dan santri dalam menegakkan Negara Kesatuan republik Indonesia
Penulis
: Ahmad Mansur Suryanegara
Edisi
: Cetakan III, edisi Revisi
Subyek
: sejarah indonesia
Penerbit
: Surya Dinasti - Bandung
Call Number
: 900.598
Sur
a
Ringkasan :RASULULLAH SAW, semula hanya sebagai Muhammad bin Abdullah wirausahawan, sejak usia 8 tahun hingga 40 tahun. Selama 32 tahun dengan profesi wiraniagawannya, dijalaninya di tengah pula ke pasar di wilayah Majusi Persia. Di manapun saat itu, dijumpainya masyarakat yang sama-sama kehilangan jati diri kemanusiaannya. Apalagi Jazirah Arabia dengan lingkungan fisik yang gersang, padang pasir kering, iklim panas yang membara dan pergantian musim kering dengan musim dingin yang menggigil, membentuk watak keras dan kejam antar sesama tetangga sekalipun. Segalanya dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya memerlukan keperkasaan kaum pria. Oleh karenanya, kehadiran wanita dinilai sebagai beban kehidupan yang menyengsarakan. Sejak awal kelahiran bayi wanita dibinasakan. Tidak dipahaminya hidup tanpa wanita, akan berdampak tanpa kelanjutan sejarah. Kehadiran wanita dinilai hanya sebagai pemuas pemenuh selera napsu promiskuitas, hubungan pria wanita, tanpa tata aturan. Makna niaga identik dengan perampokan. Siapa yang kuat akan menguasai kehidupan pasar. Kehidupan fakir miskin, yatim piatu, tiada yang mendulikannya. Mabuk minuman keras dan makanan tidak kenal batasan nilai halal haramnya, jadi kebanggaan. Materialisme, penyembahan berhala, dibenarkan. Di bawah kondisi karakter sosial ekonomi kemasyarakatan yang kehilangan nilai hakikat kemanusiaannya, ditinggalkannya. Dan Muhammad bin Abdullah berkholwat di Gua Hira Jabal Nur, 5 km dari kota Makkah. Di Gua Hira Jabal Nur inilah, diterimanya wahyu Allah yang pertama melalui Malaikat Jibril, yang menjadikan Muhammad bin Abdullah, diangkat sebagai Rasulullah saw. Dibangkitkanlah kesadaran Keimanan, Ketaqwaan atas dasar Ketauhidan. Kindet bewive Dibalikkannya sistem berpikir masyarakat Jahiliyah. Dibangkitkan kesadaran bersejarah dengan meninggalkan ajaran yang lama yang salah. Dibangkitkanlah kesadaran diri setiap pribadi adalah pemimpin, yang akan mempertanggung jawabkan kepemimpinan di hadirat Allah. Diperingatkan manusia yang sedang terdera kelupaan dirinya, agar menjadi pribadi yang membangun karakter kemanusiaan berdasar Wahyu Allah. Dan setiap diri diserunya agar mau menyelaraskan kemauan diri dengan Maha Kehendak Allah artinya menjadi Muslim. Penyelarasan kehendak diri yang demikian ini, akan berdampak dirinya sebagai pribadi yang selamat artinya Islam. Mengimani Muhammad saw sebagai Utusan Allah.
Daftar copy :
No. |
Barcode |
Lokasi |
No. Rak |
Ketersediaan |
1 |
00251113 |
Perpustakaan Pusat |
900 |
Tersedia |
Diproses dalam : 0.14885306358337 detik