Arus Bawah
Penulis
: Emha Ainun Nadjib
Collation
: viii, 240 halaman ; 20,5 cm
Penerbit
: Bentang - Yogyakarta
Call Number
: 899.221 3
EMH
a
Ringkasan :Kiai Semar menghilang. Gareng, si Filsuf Desa, gugup tak alang
kepalang. Namun, Petruk malah senyum-senyum saja melihat
kakaknya belingsatan. Apalagi Bagong yang kerjaannya hanya
makan dan tertawa-tawa. Bahkan, Dusun Karang Kedempel
yang semakin rusak dan sedang membutuhkan kehadiran Semar
pun tak merasa perlu mencarinya.
Di tengah dominasi pakem Mahabharata yang mencengkeram
kehidupan Karang Kedempel, tugas Punakawan-lah untuk merintis
Gerakan Carangan. Menjadi alternatif. Mengusahakan perjuangan
dari basis. Membuat warga Karang Kedempel mengerti bahwa
rakyat adalah Dewa-Dewa Agung yang memegang kedaulatan
tertinggi di Karang Kedempel. Menyadarkan mereka bahwa
keadaan boleh membatu karang, tetapi air harus terus menetes
dan kelak melubanginya.
Petruk yang terlihat tenang sebenarnya juga geram. Dulu Semar-lah
yang menyeret Gareng, Petruk, dan Bagong ke Karang Kedempel
untuk menemani dan menggembalakan kaum penguasa menuju
sesuatu yang benar. Tugas ke-Punakawan-an mereka masih jauh
dari purna, tapi kenapa Semar malah lenyap tiada kabar?
Daftar copy :
No. |
Barcode |
Lokasi |
No. Rak |
Ketersediaan |
1 |
00252248 |
Perpustakaan Pusat UMY |
800 |
Tersedia |
Diproses dalam : 0.16129398345947 detik