Metodologi Penelitian Hukum: (Filsafat, Teori dan Praktik)
Penulis
: Suteki and Galang Taufani
Collation
: x, 408 halaman; 24 cm
Subyek
: Riset Penelitian Ilmu Hukum
Penerbit
: Rajawali Pers - Depok
Call Number
: 340.072
SUT
m
Ringkasan :Penelitian hukum sebagimana penelitian yang lain, diselenggarakan karena adanya problem (permasalahan) No Problem, No Research No Research No Science No Science, No Development Mengingat pentingnya penelitian dalam pengembangan sebuah ilmu, maka ilmuwan hukum, khususnya para mahasiswa hukum harus menguasai metode penelitian hukum yang bersandar pada aspek filosofis, baik pada tataran tradisi maupun paradigma, serta teori dalam hukum seiring dengan perkembangan ilmu hukum Perkembangan ilmu hukum tidak dapat dilepaskan dan perkembangan objek kajiannya, yakni hukum itu sendin. Objek kajian berupa hukum tersebut tidak dapat dilepaskan pula dari perkembangan struktur sosial di mana hukum itu berada dan dibentuk. Objek kajian yang berkembang menuntut adanya perubahan cara pencarian kebenaran, cara berhukum sekaligus cara penelaahannya, sehingga pergeseran metodologi merupakan sebuah keniscayaan
Semula pada Ilmu Hukum Klasik kita mengenal metode filosofis-normatif (Plato) yang dihadapkan pada metode yang empiris (Aristoteles) Dalam Ilmu Hukum Modern, setelah hukum mengalami positivisasi dalam bentuk perundang-udangan yang digunakan oleh negara-negara modern, hukum lebih condong didominasi dengan pendekatan normatif-legistis (Hans Kelsen, John Austin) Kendatipun pendekatan normatif-legistis tetap mendominasi, namun telah muncul pendekatan baru yang menggugatnya yakni pendekatan yang bukan hanya melihat aspek hukumnya (legal research) namun juga aspek socio-nya (socio research), yang kemudian dikenal dengan pendekatan socio-legal
Memasuki era Ilmu Hukum Posmodem, tampaknya pendekatan socio-legal pada beberapa kebutuhan, tidak lagi mencukupi karena hanya memerhatikan state law dan living law yang sering kali juga menunjukkan praktik dehumanisasi Untuk menghadirkan keadilan substantif, dibutuhkan pertimbangan aspek hukum lain yakni natural law (berisi moral ethic and religion) sehingga muncullah pendekatan keempat dalam ilmu hukum yang oleh Wemer Menski disebut Legal Pluralism Approach Pendekatan ini dinilai lebih memerhatikan pula aspek mistis, metafisis kemanusiaan dalam cara berhukum. Memang disadari bahwa dalam ilmu pengetahuan, termasuk ilmu hukum tidak ditemukan jenis metode yang paling sempurna, sehingga mampu menjawab semua permasalahan Semua metode dan termasuk pendekatannya sangat bergantung dengan problem apa yang lengah diusung Namun, di mana pun berada sejatinya pencarian keadilan substantif seharusnya didasarkan pada pendekatan yang holistik terhadap hukum
Daftar copy :
No. |
Barcode |
Lokasi |
No. Rak |
Ketersediaan |
1 |
00252385 |
Perpustakaan Pusat |
300 |
Dipinjam oleh 20230610394 harus kembali 04/12/2024 |
Diproses dalam : 0.15104293823242 detik