Rasional tanpa menjadi liberal : menjawab tantangan pemikiran islam
Penulis
: Hamid Fahmy Zarkasyi and Mohammad Syam'un Salim
Edisi
: Vol 1, Cetakan kedua
Penerbit
: INSISTS - Jakarta Selatan
Call Number
: 297.636
HAM
r
Ringkasan :Kalangan akademisi sekuler menuduh para cendekiawan Muslim yang tidak sependapat dengan ide liberal sebagai menyucikan pemikiran keagamaan (taqdis al-afkar ad- dini). Padahal pada saat yang sama, mereka mengimpor pemikiran Barat tanpa proses keilmuan memadai, menganggapnya tanpa cacat, bahkan pada level tertentu: menyucikannya (!) Sehingga tidak berlebihan jika kita juga menyebut mereka sebagai menyucikan pemikiran Barat (taqdis al-afkär al-gharbi).
Sebagian kalangan menyindir gerakan ini sebagai pubertas intelektual. Sebagian yang lain menganggapnya sebagai gerakan pembaharuan pemikiran (tajdid). Namun, dengan pikiran jernih akan mudah ditangkap kesan bahwa gerakan pemikiran ini lebih cenderung kepada gerakan sosial-politik ketimbang wacana
keilmuan biasa. Kritik mereka terhadap para sahabat Nabi Saw., ulama, sejarah Islam, tradisi, aqidah, hukum-hukum syari'at yang baku, al-Qur'an mushaf 'Utsmani, dan ilmu Tafsirnya sangat tinggi, mengindikasikan sebuah kemarahan dan kebencian yang tidak wajar. Semangat para akademisi di perguruan tinggi Islam untuk mengkaji pemikiran Barat juga mengalahkan antusiasme mengkaji tradisi pemikiran Islam. Metodologi Barat pun secara semena-mena
(tanpa daya kritis) digunakan sebagai pisau bedah untuk menganalisa dan menafsir ulang nass-nass sumber syari'at dan
keilmuan Islam.
Jika dikatakan bahwa menjadi Muslim yang rasional menjadi alasan untuk menerima liberalisme dan menepikan agama (baca: Islam) sebagai salah satu sumber kebenaran. Maka, haruskah demikian? Senarai tulisan dalam buku ini dengan cerdas, tegas dan
bernas akan menjawabnya.
Daftar copy :
No. |
Barcode |
Lokasi |
No. Rak |
Ketersediaan |
1 |
00253376 |
Perpustakaan Pusat |
|
Tersedia |
Diproses dalam : 0.15071511268616 detik