Ringkasan :
Siapapun yang menafsirkan kitab suci ( al-quran ), ia tak pernah bisa lepas dari kepentingan yang mendasarinya. Kepentingan itu bisa bersifat individual dan bisa juga kolektif. Bisa samar dan bisa terang-terngan. Hal demikian ini memang sah-sah saja dilakukan, namun tak boleh dipaksakan kepada orang atau kelpmpok yang lain. Sebab,setiap penafsiran adalah ikhitiar untuk membaca firman Tuhan yang segoyanya dilakukan dengan sikap rendah hati dan penuh kejujuran. Buku ini bermaksud membongkar penafsiran atas al-Qur'an yang dilakukan Muhammad Syahrur dalam bukunya. yang sangat fenomenal, Al-kitab wa al- Qur'an , Mahir al-Munajad menggugat sekaligus menyingkap motif dibalik model penafsiran ideologi yang dilakukan Syarur dalam buku ini.Tak diragukan lagi, buku ini adalah undangan bagi siapapun yang hendak membongkar sisi ideologis dibalek penafsiran ayat-ayat al-Qur'an

Daftar copy :

 

Diproses dalam : 0.14980602264404 detik