Ringkasan :
Apakah narasi keagamaan yang selama ini dibangun mencerminkan tatanan yang diidealkan agama? Ataukah justru menyempitkan dan menjauhkan kita dari medan rahmat yang diajarkan oleh para ulama? Lihatlah di sekitar kita. Banyak spanduk, baleho, dan selebaran provokatif di titik-titik strategis yang bernada penyesatan, pengkafiran, dan fitnah, semata karena berbeda pilihan politik dan kepentingan. Belum lagi narasi kebencian yang bertebaran di media sosial. Begitu pula khutbah Jumat dan materi pengajian yang sangat politis di mimbar- mimbar masjid yang seharusnya menjadi tempat persemaian agama yang rahmatan lil alamin. Agama memang tampak ironis. Di satu sisi ia mengajarkan dan mendambakan masyarakat yang religius, penuh kedamaian, dan saling mengasihi; tetapi di lain sisi kondisi objek masyarakat jauh dari tatanan ideal agama. Agama menjadi laksana pisau dengan dua sisinya yang tajam. la mengajak manusia pada ideal kehidupan yang harmonis, tetapi pada saat bersamaan mengakibatkan ketegangan dan bahkan kekerasan di antara para pengikutnya. Catatan : Bibliografi halaman 173-198, Indeks

Daftar copy :

 

Diproses dalam : 0.15163612365723 detik