Humas dan komunikasi bencana
Penulis
: Adhianty Nurjanah and Aswad Ishak, Sakir
Edisi
: Cetakan 1, Oktober 2021
Collation
: xvi, 154 halaman : ilustrasi ; 23 cm
Subyek
: Komunikasi dalam masyarakat ;
Bencana alam
Penerbit
: Samudra Biru - Yogyakarta
Call Number
: 302.2
ADH
h
Ringkasan :Wilayah Indonesia merupakan gugusan kepulauan terbesar sejagat. Terletak di antara Benua Asia dan Australia, diapit Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, wilayah Indonesia terdiri dari 17.508 pulau. Kendati tersimpan kekayaan alam berlimpah ruah dan keindahan pulau-pulaunya yang belum semua tereksplorasi, bangsa Indonesia perlu menyadari wilayah kedaulatannya berada di daerah rawan bencana. Berbagai macam jenis bencana terjadi di Indonesia, baik skala kecil yang tidak membawa kerugian, hingga skala besar yang menimbulkan dampak dan kerugian baik materiel maupun immateriel yang cukup besar. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya termasuk rawan bencana dan untuk menghadapi degradasi lingkungan akibat global warming, harus memperkuat sistem komunikasi dan edukasi menghadapi bencana alam pada masyarakat. Hal ini penting untuk mencapai human security dalam pembangunan yang berkelanjutan sehingga dapat meminimalkan dampak korban jiwa maupun materiel. Di zaman informasi dan teknologi yang telah berkembang pesat sedemikian rupa, akses informasi menjadi media yang tepat untuk menunjang keseimbangan alam. Sikap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam didukung dengan penyebaran dan akses informasi yang memadai merupakan salah satu pemberian ruang kepada bencana untuk terjadi tanpa harus melukai dan mengorbankan jiwa manusia. Penyediaan informasi tentang bencana terhadap masyarakat sangat diperlukan agar masyarakat memahami bahaya yang akan mereka hadapi serta kesepakatan tanda bahaya. Oleh karenanya diperlukan institusi yang bertugas untuk menyebarluaskan informasi yang benar-benar akurat dan dapat dipercaya masyarakat. Pendekatan penyebaran informasi yang efektif juga penting untuk memunculkan hasil yang diinginkan, apakah berguna dalam peningkatan kesadaran atau perubahan sikap/perilaku masyarakat. Pada komunikasi risiko bencana misalnya, sangat penting untuk memberikan informasi yang berguna, relevan, dan akurat, dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan format khusus bagi khalayak atau kelompok tertentu. Salah satu aspek penting dalam komunikasi bencana adalah konsep mereduksi ketidakpastian. Komunikasi muncul karena adanya kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, supaya dapat bertindak secara efektif dalam berinteraksi secara individual maupun kelompok. Dalam penanganan bencana, informasi yang akurat diperlukan oleh masyarakat maupun lembaga swasta yang memiliki kepedulian terhadap penyintas bencana. Komunikasi dalam bencana ini tidak saja dibutuhkan dalam kondisi darurat bencana, tetapi juga diperlukan pada saat terjadinya bencana, prabencana, maupun pascabencana.
Catatan Bibliografi : halaman 145-148
Daftar copy :
No. |
Barcode |
Lokasi |
No. Rak |
Ketersediaan |
1 |
00257366 |
Perpustakaan Pusat |
|
Tersedia |
2 |
00257367 |
Universiana |
|
TIDAK DIPINJAMKAN |
Diproses dalam : 0.1537880897522 detik