Perkembangan industri media saat ini cukup pesat, beragam konten pembahasan pun mewarnai media Televisi, Cetak, dan Radio. Salah satu topik yang kerap menjadi pembahasan media yaitu terkait dengan Komodifikasi Agama. Dimana Agama menjadi alat jual media untuk menarik minat konsumen bagi sebuah pengiklan produk, dan menarik minat penonton bagi sebuah tayangan.
Salah satu Komodifikasi Agama yang dilakukan oleh media yaitu Komodifikasi Agama Islam, yang mana dalam industri media Islam menjadi sebuah konten-konten media, baik itu berupa tayangan, maupun dalam sebuah produk, dan hal tersebut menarik untuk dibahas oleh sebagian praktisi maupun akademisi dalam mengkritisi tayangan-tayangan tersebut.
Berdasarkan hal itulah Program Studi Ilmu Komunikasi (IK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali melakukan Launching Buku dan Bedah Buku dengan judul “Religion, Media, and Marketing in Complex Society (Agama, Media, dan Pemasaran dalam Masyarakat Majemuk)” yang merupakan kerjasama antara Prodi IK UMY dengan Chulalongkorn University Thailand. Acara launching buku ini diselenggarakan pada Senin (21/3) bertempat di Ruang Mini Teater Gedung D lantai 4 Kampus Terpadu UMY.
Diungkapkan oleh Muria Endah Sokowati, S.IP, M.Si selaku editor Buku mengungkapkan, Penelitian terkait dengan komodifikasi Agama dalam media ternyata tidak hanya diminati oleh praktisi dan akademisi Indonesia saja, namun menjadi kajian yang menarik di negara lain, salah satunya negara Thailand. “Komodifikasi Agama merupakan sebuah topik yang “seksi” untuk diteliti, dan daya tarik tersebut tidak hanya datang dari dalam (Indonesia) saja, melainkan dari negara luar yaitu Thailand,” ungkapnya.
Ide munculnya penulisan buku ini seperti diungkapkan oleh Muria sejak tahun 2013, keterkaitan antara marketing, media, dan agama di masyarakat saat ini telah menjadi hegemoni tersendiri sejalan dengan perkembangan media dan tingkat akses masyarakat terhadap media. “Marketing dan Agama saat ini menjadi pemasaran yang menarik di industri media, kombinasi keduanya cukup membawa pengaruh besar terhadap industri media saat ini,” tambahnya.
Senada seperti yang diungkapkan oleh Muria, Taufiqurrahman Ph.D, selaku pembicara dalam Lunching dan Bedah Buku tersebut mengungkapkan, Agama menjadi salah satu pilihan diferensiasi, dalam hal ini diferensiasi yang dilakukan tidak hanya terhadap sebuah produk, melainkan juga mengenai religi. “Daya saing sebuah produk dalam industri media saat ini bukanlah lagi hanya menjual kelayakan dan nilai jual produk itu saja, melainkan diferensiasi terhadap nilai-nilai religi turut dilakukan,” pungkasnya.
Ditambahkan oleh Taufiq, konsumen muslim di ASEAN saat ini cukup tinggi, sehingga daya saing terhadap sebuah produk maupun tayangan yang dimunculkan oleh media terkait dengan isu keagamaan, khususnya Agama Islam cukup tinggi. “Contohnya saja saat ini masalah terkait sertifikasi halal dalam produk jilbab dipermasalahkan, fenomena jilbab halal menjadi pembicaraan di publik setelah munculnya sebuah iklan produk jilbab yang mendapatkan sertifikasi halal dari MUI, dan memanfaatkan sertifikasi tersebut menjadi konten iklan di media massa,” tambahnya.
Kembali ditambahkan oleh Muria, “Buku yang ditulis tersebut terdiri dari 11 artikel, yang ditulis oleh 16 akademisi, dan yang menjadi penulis dalam buku tersebut yaitu dosen-dosen IK UMY dan juga dikompilasi dengan dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Chulalongkorn University Thailand,” tutupnya. (Adam)