Header Logo
Bahasa Indonesia
Koleksi
Menunggu respon server .....
Peraih Oscar 2014 Beri Pelatihan Movie Making di UMY
Penulis : Arda Putri Winata Tanggal Publikasi : 14 December 2021

Pembuatan film tidak hanya sekedar mengandalkan aktor ganteng atau aktris cantik, pembuatan film harus mengutamakan riset mendalam agar jalan ceritanya baik serta mempunyai karakter tokoh yang kuat dalam film nantinya. Terutama saat ingin membuat film dokumenter yang idealnya mampu menjadi media dokumentasi mengenai kebudayaan dan kemanusiaan melalui jalan cerita setiap karakter tokoh film tersebut. Hal itu disampaikan oleh salah satu pemenang Piala Oscar 2014, Dough Blush, atas karya film dokumenternya Twenty Feet From Stardom ​saat memberikan pelatihan “Workshop on Filmmaking” di Mini Theater Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Kamis (11/9).

Blush menjabarkan bahwa film dokumenter adalah tentang kisah nyata yang mampu memberikan pengaruh terhadap setiap penonton film tersebut, “Hal terpenting dalam film dokumenter ialah ada sebuah kisah nyata yang bisa menginspirasi para penontonnya, seperti yang ingin disampaikan pada film Twenty Feet From Stardom, meskipun pada awalnya dia hanya seorang penyanyi latar yang mengangap dirinya seorang bintang, namun pada akhirnya dirinya benar-benar menjadi seorang bintang” ujar Blush saat menyampaikan pengantarnya.

Blush juga menyampaikan apresiasinya untuk Indonesia karena di Indonesia sudah banyak orang yang membuat film dokumenter dengan ide dan gagasan film yang sangat beragam dan menarik dunia film dokumenter Internasional karena keberagaman karakter dari setiap sisi Indonesia. “Saya melihat banyak orang Indonesia yang sudah membuat film dokumenter dengan kekayaan ide dan gagasan film yang luar biasa sangat beragam. Ini menjadi daya tarik tersendiri di dunia film dokumenter Internasional karena keberagaman budaya dan karakter di Indonesia, dan saya yakin Anda bisa membuatnya” ujar Blush.

Blush hadir di UMY atas kerjasama American Corner UMY dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Bahkan UMY menjadi kampus pertama yang dikunjungi pada touring program ​oleh komunitas Film Forward dari Sundace Institute dan Committee on the Arts and the Humanities​ karena Film Forward akan kembali melakukan touring program hingga 12 September mendatang di empat kota lainnya, yaitu Jakarta, Denpasar, Banjarmasin, dan Palangkaraya.

Phutut Ardianto, Direktur American Corner (AMCOR) UMY yang menjadi penanggung jawab acara mengungkapkan, bahwa pihaknya sangat senang sekali Kedutaan Amerika mempercayai AMCOR untuk menjadi lokasi pemutaran dan workshop film ini. “UMY patut bangga, karena UMY yang dipercayakan oleh Kedutaan Amerika untuk menjadi lokasi pemutaran dan workshop film ini. Saya juga berharap dengan adanya pemutaran film dokumenter Twenty Feet From Stardom dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa dan para penonton, agar terus berusaha menjadi bintang di lingkungan profesinya nanti” jelas Puthut.

Kedatangan komunitas Film Forward di Yogyakarta yang kali ini bertempatan di UMY mendapat sambutan yang antusias dari para penikmat film dokumenter, hal ini terlihat dengan kondisi peserta workshop memenuhi ruangan dan tingginya intensitas tanya jawab dari peserta dan narasumber. (S​hidqi)

Information