Kematian merupakan peristiwa besar dalam perjalanan hidup manusia. Kedatangan kematian tidak bisa diduga dan tidak dapat dihindarkan. Kematian tidak bisa diketahui waktu dan lokasinya. Peristiwa ini merupakan keadaan yang menyenangkan bagi seorang mukmin. Mereka akan bersenang-senang bertemu Tuhan/Rabb mereka dan mengakhiri kehidupan dunia ini dengan senyuman bahagia sebagai akhir hidup yang khusnul khatimah.
Sebaliknya, bagi orang-orang yang musyrik, munafik, kafir, dan sejenisnya akan mengalami peristiwa yang sangat mengerikan. Saat itu merupakan saat yang paling sengsara penuh penderitaan di akhir hidup mereka sebagai su’ul khatimah.
Keadaan-keadaan yang menyenangkan dan yang menyedihkan tersebut digambar oleh Rasulullah s.a.w. dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat al Barra’ bin Aziz r.a. yang menyatakan bahwa :” Kami pergi bersama Rasulullah saw duduk dan kami pun duduk disampingnya dengan tenang. Sesaat kemudian Rasulullah s.a.w. memegang sepotong dahan dan mematuk-matuk tanah dengan ujung dahan itu dan mengangkat kepalanya seraya bersabda :”seorang hamba Allah yang mukmin pada saat menjelang meninggalkan kehidupan dunia ini dan menyongsong akhirat nanti, turunlah para malaikat dari langit dengan wajah putih berseri-seri seperti sinar matahari dan membawa kain kafan dari surga. Mereka duduk sejauh mata memandang. Setelah beberapa saat, datanglah malaikat maut (Izrail) menghampiiri mukmin itu dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata :”Wahai jiwa yang tenang (muthmainah) keluarlah (menuju) kepada ampunan dan keridhaan Allah swt. Kemudian keluarlah roh mukmin ini meleleh bagaikan air yang mengalir dari kantongnya. Lalu roh itu ditangkap (diwadahi, bahasa Jawa) oleh malaikat dan dipindahkan ke kain kafan surgawi yang berbau wangi. Sesaat kemudian menyebarlah bau wangi semerbak ke muka bumi. Lalu para malaikat membawa roh mukmin muhsin ini naik, dan mereka itu melewati barisan malaikat.
Para malaikat ini bertanya “Roh siapakah yang baik dan berbau wangi ini ?. Lalu dijawab :”ini adalah roh Fulan bin Fulan (dan menyebut nama seseorang terbaik di dunia). Sampailah mereka ke langit dan dibukakan pintu langit lebar-lebar. Rombongan para malaikat itupun ikut mengantar roh mukmin tadi ke langit berikutnya sampai ke langit ke tujuh. Di sana, Allah swt berfirman :”Catatlah kitabnya (sebagai hasil amalnya) pada derajat ‘illiyin dan kembalikan jasadnya ke bumi”. Kemudian datanglah malaikat mendudukkannya dan bertanya kepadanya :” Siapa Tuhan/Rabbmu”. “Apa agamamu ?”, lalu dijawab “Islam sebagai agamaku”. Malaikat itu bertanya lagi. “Siapa orang yang diutus kepada kalian “. Lalu orang itu menjawab :” Muhammad Rasulullah”. Malaikat itu masih bertanya lagi. “Darimana kamu mengetahuinya”. Maka orang itupun menjawb, “Kami mengetahuinya dengan membaca dan memahami Kitabullah dan beriman kepadanya”.
Sejenak kemudian terdengar suara menyeru dari langit, yakni :” HambaKu benar, hamparkan jalan ke surga dan bukakan pintu surga untuknya”. Lalu bau harum surga sampai padanya dan diluaskan kuburnya. Tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki berwajah bagus, berpakaian indah, dan berbau wangi lalu berkata :”Berbahagialah dengan sesuatu yang menggembirakanmu. Ini adalah hari yang telah dijanjikan kepadamu”. Mukmin yang meninggal itupun bertanya :”Siapakah engkau yang berwajah bagus dan datang dengan membawa kabar baik ini “.
Laki-laki itu menjawab:” Aku adalah amal salehmu dulu ketika engkau di dunia”. Lalu mukmin yang telah meninggal itu berkata :” Ya Allah, semoga segera tiba hari kiamat agar aku segera bisa ketemu saudara-saudaraku dan amal salehku”. Bersambung
Lasa Hs