Header Logo
Bahasa Indonesia
Koleksi
Menunggu respon server .....
H.M. RASYIDI; MENTERI AGAMA RI PERTAMA KALI
Penulis : Eko Kurniawan Tanggal Publikasi : 14 December 2021

RASYIDI  (20 Mei 1915 – 30 Januari 2001) , lahir dengan nama Saridi sebagai putra Atmosugito Kotagede Yogyakarta. Beliau menempuh pendidikan di Sekolah Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian ia melanjutkan sekolah di Perguruan Al Irsyad al Islamiyah Malang di bawah asuhan Syekh Ahmad Syurkati. Saridi dikenal cerdas dan dicintai guru-gurunya karena pandai bahasa Arab. Pada usia 15 tahun ia telah hafal Alfiah Ibnu Malik dan mampu menghafal Matan as Sullam buku logika Aristoteles. Dengan kelebihan ini, beliau dipercaya untuk menjadi asisten pengajar bidang gramatika bahasa Arab (nahwu, qawa’id).

Ketika belajar di Perguruan Al Irsyad al Islamiyah Malang, beliau juga dibimbing guru-guru dari Makkah, Mesir, dan Sudan. Dari sini, Muhammad Rasyidi tertarik untuk belajar ke Timur Tengah. Kemudian beliau melanjutkan studi ke Darul Ulum (setingkat sekolah menengah atas)  yang kemudian melanjutkan ke Jurusan Filsafat dan Agama Universitas Al Azhar Kairo. Dari perguruan tinggi ternama ini, beliau mendapat Licence setelah menempuh pendidikan selama 4 (empat) tahun. Kehausan terhadap ilmu pengetahuan ini tidak berhenti sampai disini. Beliau belajar lagi di Fakultas Sastra Universitas Sorbone Prancis. Beliau berhasil menyabet gelar doctor tanggal 23 Maret 1956 setelah mempertahankan disertasinya berjudul Evolution de I’Islam en Indonesie ou Consideration Critique du Livre Centini (Evolusi Islam di Indonesia atau Tinjauan Kritik terhadap Serat Centhini). Dengan kecerdasannya ini, beliau berhasil menempati peringkat pertama dan mampu mengungguli mahasiswa dari Mesir, Albania, dan Sudan.  

Selama  belajar di luar negeri, H.M. Rasyidi berhasil menggalang dukungan Kemerdekaan RI dari negara-negara Timur Tengah.Pada tahun 1947, beliau turut dalam pertemuan dengan Sekjen Liga Arab Azzam Pasha di Mesir. Hadir pula utusan dari Indonesia antara lain K.H.Agus Salim, A.R. Baswedan (ayah Anies Baswedan) dan Mr. Nazir Pamuntjak. Pertemuan ini diinisiasi oleh Abdul Mu’in sebagai Konsul Jendral Mesir dan sekaligus tamu Negara pertama setelah Indonesia Merdeka.  

            Muhammad Rasyidi sebagai akademisi juga pernah menjadi dosen Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta (sekarang Universitas Islam Indonesia/UII Yogyakarta), menjadi Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Guru Besar IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 1958 – 1963 beliau pernah menjadi Assocaite Professor di McGill University Montreal Kanada.

            Jabatan dalam pemerintahan yang pernah dipangkunya adalah pernah menjadi Menteri Negara pada masa Kabinet Sjahrir I yang mengurusi peribadatan. Beliau menjadi Menteri Agama 3 Januari 1946 – 3 Oktober 1946. Kemudian pada masa Menteri Agama dipegang Fathurrahman Kafrawi, beliau dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Agama. Ia pernah menjadi Duta Besar Mesir dan Saudi Arabia (1950 – 1952), Iran dan Afganistan (1952 – 1953), Kepala Direktorat Penerangan Departemen Luar Negeri (1953 – 1955), dan Duta Besar Pakistan (1956 – 1958).

            Kesibukannya masih ditambah dengan kegiatan dalam dakwah Islamiyah antara lain beliau bersama Mohammad Natsir mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah (DDI), menjadi Penasehat PP Muhammadiyah, dan pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

            Putra Kotagede Yogyakarta ini ternyata juga seorang penulis yang produktif. Beberapa buku yang dihasilkannya antara lain: 1) Islam Menentang Komunisme; 2) Islam dan Indonesia di Zaman Modern; 3) Islam dan Kebatinan; 4) Islam dan Sosialisme; 5) Mengapa Aku Tetap Memeluk Agama Islam; 6) Agama dan Etik; 7) Empat Kuliah Agama Islam pada Perguruan Tinggi; 8) Strategi Kebudayaan dan Pembaharuan Pendidikan Nasional; 9) Hendak Dibawa Kemana Umat Ini: 10) Koreksi Terhadap Drs. Nurcholis Madjid tentang Sekulerisasi; 11) Koreksi Terhadap Dr. Harun Nasution tentang Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya; 12) Filsafat Agama, Bibel Quran dan Sains Modern (diterjemahkan dari karya Maurice Bucaille); 13) Humanisme dalam Islam (  diterjemahkan dari karya Marcel A. Boisard); 14) Janji-Janji Islam dan Persoalan-persoalan Filsafat (diterjemahkan dari karya Harold A. Titus).

            Intelektual muslim ini berpulang ke Rahmatullah dalam usia 86 tahun, setelah dirawat du Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih pada tanggal 30 Januari 2001, dan dimakamkan di tanah kelahiranya Kotagede Yogyakarta

(Eko Triyanto)

Information