Akhir-akhir ini sering muncul istilah “self healing” di kalangan remaja sebagai ungkapan dalam proses menghindari stress dan tekanan yang dihadapi. Bentuk dari self healing yang biasanya dilakukan di kalangan remaja yaitu seperti berbelanja, berwisata, bercengkrama dengan teman, atau mungkin menghabiskan waktu sendirian (me time). Lalu sebenarnya apa itu self healing?
Self healing merupakan metode penyembuhan penyakit bukan dengan obat, melainkan dengan menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan dan emosi yang terpendam dalam tubuh yang dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam praktiknya, metode ini merupakan salah satu istilah yang menggunakan prinsip bahwa sebenarnya tubuh manusia mampu memperbaiki dan menyembuhkan diri melalui cara-cara tertentu secara alamiah
Lalu bagaimana sebenarnya bentuk self healing dalam pandangan Islam? Manusia diciptakan dengan beragam jenis perasaan seperti rasa kesal, takut, sedih, maupun senang. Semua itu merupakan sifat manusiawi yang diberikan Allah SWT kepada umatnya. Dalam sejarah Islam, kita tahu bahwa sosok nabi pun pasti pernah mengalami kesedihan dan ketakutan, seperti kisah Nabi Yaqub AS yang kehilangan anak tercintanya Yusuf. Allah SWT berfirman dalam QS. Yusuf ayat 84 yang artinya:
"Dan Ya'qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)."
Kisah lain juga dialami oleh sahabat Rasul. Rasulullah SAW sedang dalam peperangan atau dalam perjalanan yang jauh, maka Rasulullah saw memerintahkan kepada Bilal untuk beristirahat dengan shalat. Shalat dapat mengobati penyakit-penyakit, seperti persepsi yang salah terhadap diri sendiri maupun orang lain, mengobati kesedihan dan juga keputusasaan. Manusia yang berdiri di hadapan Sang Pencipta dalam salatnya dengan khusyuk, akan membuatnya mendapatkan energi positif yang menciptakan ketenangan hati dan perasaan aman. Melalui shalat, ketidakstabilan emosi, beban masalah, lelah fisik, dan berbagai permasalahan lainnya akan menghilang. Inilah mengapa salat merupakan obat untuk berbagai penyakit sekaligus penolong bagi manusia.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 153:
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Selain sholat, hal yang dapat kita lakukan untuk self healing adalah berdzikir. Berdzikir tidak hanya sekedar mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah. Berdzikir juga berarti kita mengingat bagaimana kasih sayang, cinta, dan kebesaran Allah SWT dalam hidup kita. Berdzikir akan membantu kita juga untuk lebih fokus, tenang, dan damai. Sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d : 28).
Bertafakur juga menjadi cara lain untuk self healing seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Di saat emosinya tidak dalam keadaan yang baik-baik saja, Rasulullah pernah menyendiri (beruzlah) di Gua Hira, melaksanakan shalat, dzikir, ataupun kembali bertafakur akan kebesaran Allah SWT di dunia ini. Kembali kepada Allah dan menyadari kebesarannya adalah hal yang dilakukan Rasulullah saat butuh proses untuk kembali bangkit.
Kita juga dapat bertafakur dengan mencari tempat baru yang ingin dikunjungi guna untuk me-refresh diri, mengingat kebesaran Allah yang ada di alam semesta, dan mendapatkan ketenteraman hati. Dengan demikian marilah kita menjadi pribadi yang mampu menjaga hati dan pikiran, serta menuangkan perasaan yang kita rasakan dengan cara yang positif seperti beribadah, sholat, berdzikir, dan bertafakur.