Perpustakaan UMY mengadakan sebuah webinar Bibliobattle Batch 1 pada Selasa (22/03/2022). Bibliobattle merupakan kompetisi mereview buku yang dikembangkan oleh Graduate School of Informatics di Universitas Kyoto di Jepang. Permainan ini booming di Jepang sekitar tahun 2013. Orang yang menyajikan buku dalam bibliobattle disebut bibliobattler atau presenter buku. Pada Kompetisi ini masing-masing kontestan menyampaikan isi buku yang paling menarik/berkesan bagi mereka supaya audiens juga berkeinginan mengetahui isi lengkap buku yang dimaksud. Setelah itu audiens akan memberikan vote kepada buku yang menurut audiens menarik.
Kontestan pada acara Bibliobattle Batch 2 ini adalah pustakawan dari berbagai Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, antara lain : Muhammad Jubaidi, SIP., M.A. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Dwi Cahyo Prasetyo, S.IP., M.A. (Universitas Muhammadiyah Pontianak), dan Adhi Kurniawan, S.IP. (Universitas Muhammadiyah Gresik). Kegiatan ini berlangsung secara daring via Zoom dan dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta dari berbagai latar belakang.
Pada kompetisi tersebut masing-masing dari mereka menyampaikan isi buku yang merupakan buku yang berkesan/memorable bagi mereka. Kontestan pertama yaitu Muhammad Jubaidi, SIP., M.A. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Beliau berbagi cerita tentang buku karangan Kahlil Gibran yang berjudul Dewi Khayalan. Beliau menjelaskan tentang latar belakang Kahlil Gibran sebagai penulis sastra baik karya yang bersifat romansa maupun satire. Pada kesempatan tersebut beliau mengungkapkan tentang betapa legendarisnya karya seorang Kahlil Gibran yang sampai sekarang masih diminati oleh generasi muda.
Kompetisi dilanjutkan dengan kontestan kedua yaitu Dwi Cahyo Prasetyo, S.IP., M.A. (Universitas Muhammadiyah Pontianak). Beliau berbagi tentang buku yang berjudul Steal Like An Artist karya Austin Kleon. Beliau membagi bagaimana kita yang ingin menjadi seorang yang kreatif untuk mencuri atau lebih tepat terpengaruh proses kreatifitas dari orang-orang atau kelompok yang menurut kita keren. Beliau menjelaskan bahwa selama hidup, apa saja yang kita ciptakan adalah bentuk representasi dari referensi atau pengalaman yang pernah kita. Sehingga karakter dari karya yang kita terbentuk dari berbagai referensi yang pernah kita temukan. Namun apakah mencuri itu penting? Penting, tapi harus dibedakan mencuri pada konotasi yang diangkat oleh Austin Kleon. Mencuri versi Austin adalah mencuri proses kreatifnya bukan mencuri karya. Apabila mencuri karya masuk pada kategori plagiat.
Kontestan terakhir yaitu Adhi Kurniawan, S.IP. (Universitas Muhammadiyah Gresik). Beliau berbagi tentang buku yang berjudul Gence : Membedah Anatomi Peradaban Digital - Tauhid Nur Azhar, dkk. Dari buku tersebut beliau menceritakan sosok Tauhid Nur Azhar yang merupakan kakak tingkat beliau semasa kuliah di Universitas Diponegoro yang memiliki wawasan sangat luas. Berlatar belakang lulusan Ilmu Kedokteran, penulis juga memiliki spesialisasi dibidangnya yaitu sebagai neurolog. Akan tetapi banyak wawasan yang penulis sampai dalam bukunya, tidak hanya pada bidang neurologi saja namun bidang-bidang lain seperti psikologi, sejarah, arkeologi, dan teknologi informasi. Hal ini dapat diambil hikmahnya bahwa dalam mempelajari sesuatu kita perlu yang namanya memperlajari bidang untuk melengkapi pengetahuan dari apa yang pernah kita pelajari semasa sekolah atau kuliah.
Sesi terakhir yaitu voting yang akan dilakukan oleh audiens dengan memilih judul buku apa yang menurut audiens menarik. Dari voting tersebut didapatkan hasil bahwa pemenang buku pilihan audiens jatuh pada buku yang berjudul “Steal Like An Artist” karya Austin Kleon yang dibawakan oleh Dwi Cahyo Prasetyo, S.IP., M.A. dari Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Diharapkan dari dilaksanakannya kegiatan bibliobattle ini dapat menjadi ajang knowledge sharing, meningkatkan literasi dan minat baca, menjadi arena mendekatkan pemustaka pada buku, serta mengasah keberanian dalam kemampuan public speaking bagi para bibliobattler.