Header Logo
Bahasa Indonesia
Koleksi
Menunggu respon server .....
Pentingnya Mahasiswa Memiliki Intelektual Dalam Beragama
Penulis : Aidilla Qurotianti Tanggal Publikasi : 30 December 2022

Oleh : Limason Goselfa 

Mahasiswa merupakan agent of change untuk membentuk suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa sekarang dikatakan mampu berpikir dengan jernih namun tidak diarahkan dengan baik dalam pemikirannya sehingga mengarah ke jalan yang tidak benar. Dapat dikatakan mahasiswa sekarang mudah mengakses pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung. Bahkan tidak kita sadari apa yang dibaca mahasiswa baik melalui buku, internet, majalah dan lain-lain dapat menggambarkan karakteristik cara berpikir mahasiswa. Tentunya mahasiswa juga memerlukan intelektual tinggi apalagi buku yang dibacanya mengandung unsur unsur agama. Buku yang dibaca harus dipahami betul dan tidak boleh salah dalam memahami buku. Hal yang ditakutkan ketika salah memahami buku agama malah dapat menjadikan radikal untuk kalangan mahasiswa.

Mahasiswa masih sering terpengaruh oleh teman dalam beragama dan tidak memiliki pendirian yang kuat. Mahasiswa harus dibekali dengan intelektual yang tinggi sehingga mereka bisa membedakan mana yang harus diikuti dan ditinggalkan. Agama memiliki peranan kokoh di dalam negara. Bahkan agama dapat menyatukan semua orang contohnya di negara Indonesia dalam perayaan hari lebaran umat muslim, semua agama ikut merayakan sehingga dalam negara tercipta suasana yang kondusif. Terdapat juga organisasi besar yang dapat menyatukan Indonesia yaitu NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah yang menjadi benteng Indonesia selama bertahun-tahun.

Dalam kalangan mahasiswa terdapat organisasi IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Organisasi IMM merupakan wadah bagi mahasiswa yang ingin belajar agama sehingga tidak mudah dibohongi oleh orang lain dalam keyakinan beragama. Permasalahan yang sering terjadi mahasiswa dalam memahami agama bukan merupakan sesuatu hal yang baru namun telah menjadi sesuatu hal yang sampai sekarang masih sulit untuk diselesaikan. Mahasiswa cenderung lebih sering meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim, contoh kecilnya yaitu sholat tepat waktu karena pengaruh lingkungan. Mahasiswa yang memiliki intelektual tinggi pasti akan mengerti apa yang menjadi kewajibannya bagi seorang muslim. Pengaruh dalam beragama juga dapat berdampak ke dalam intelektual seorang mahasiswa. Semakin lalai mahasiswa dalam menjalankan kewajibannya tentunya imannya tidak akan kokoh.

Itulah yang membuat mahasiswa menjadi mudah terpengaruh karena kurang kokohnya mahasiswa dalam menjaga intelektualnya untuk berpikir secara jernih karena Allah akan selalu menjaga orang-orang yang senantiasa mengingat Allah kapanpun dan dimanapun dia berada. Seorang mahasiswa yang tidak memiliki intelektual pasti tidak akan paham apa yang seharusnya mereka lakukan kepada pemimpin. Mahasiswa sekarang sering mendemo pemimpin hanya karena pengaruh, misalnya sekarang mahasiswa mengikuti pendapat pertama kemudian dia beralih ke pendapat kedua hanya karena mereka terpengaruh oleh orang-orang yang tidak memiliki tanggung jawab bahkan hanya karena uang mereka mudah terpengaruh. Tentunya ketika mereka memiliki intelektual dalam beragama dan paham agama mereka mengerti bahwa pemimpin itu seharusnya dihormati dan dilaksanakan perintahnya kecuali pemimpin itu telah berlaku tidak adil dan zalim. Tentunya ada juga pemimpin yang kerjanya baik hanya karena dimanfaatkan oknum-oknum tertentu sehingga kadang mereka dirasa tidak adil. Perlunya mahasiswa memiliki intelektual tinggi dalam beragama adalah mereka benar-benar melakukan demo jika pemimpin itu tidak sesuai agama.

Mahasiswa diharapkan belajar lebih dalam lagi dalam memahami ilmu agama sehingga mahasiswa tidak mudah terpengaruh ke dalam kelompok radikal. Mahasiswa merupakan gambaran apa yang akan terjadi ke dalam beberapa tahun ke depan. Tentunya mahasiswa kelak akan menggantikan para pemimpin sekarang yang sedang berkuasa. Pentingnya buku-buku yang dibaca mahasiswa juga harus menjadi perhatian bahwa apa yang mereka baca tentunya menjadi pandangan hidup yang akan mereka bawa. Buku agama dan buku tentang ilmu agama harus di cek terlebih dahulu apakah itu mengandung unsur-unsur yang dapat membuat kita tersesat dalam agama. Negara yang aman adalah negara yang didalamnya terdapat unsur harmonis. Di dalam islam sendiri dijelaskan dalam surah Al-Zalzalah ayat 7- 8 bahwa disitu kebaikan dan kejahatan akan mendapatkan balasan pula walaupun itu hanya sebesar biji sawi. mahasiswa mengarah dan melihat ke negara Turki yang maju.

Negara Turki maju karena selalu melaksanakan sholat subuh berjamaah itulah mengapa negara Turki sekarang menjadi negara yang lebih maju. Seharusnya mahasiswa yang menjadi agent of change di Indonesia juga harus melakukan itu tidak harus menjadi pemimpin untuk mengajak orang-orang yang ada di sekitar kita. Dari mahasiswa sendiri sebagai agent of change seharusnya menjadi pelopor bagi orang di sekitar mereka dengan perbuatan yang mereka lakukan untuk selalu sholat berjamaah. Bahkan di dalam agama Islam sendiri dijelaskan siapa yang selalu menghidupkan dan memuliakan rumah Allah pasti Allah akan memudahkan urusannya. Bukan tidak mungkin jika mahasiswa yang mempunyai intelektual dalam beragama melaksanakan hal tersebut maka akan memberi pengaruh kepada mahasiswa lainnya untuk belajar pentingnya beragama. Kemaslahatan suatu negara tidak terlepas dari unsur-unsur yang ada di dalamnya apalagi mahasiswa. Mahasiswa ini merupakan emas untuk menentukan jalannya pemerintahan. Namun tentunya mahasiswa tidak hanya sekedar sebagai mahasiswa namun sebagai goresan emas yang dapat menjadi pelopor agent of change. Agent of change sendiri juga perlu pembekalan.

Perubahan tanpa ilmu sama saja tidak akan berubah untuk menjadi yang lebih baik. Ilmu yang paling mendasar adalah ilmu agama ketika kita belajar ilmu agama yang benar tidak akan membuat kita tersesat. Tentunya kita kembali melihat zaman Rasulullah SAW dalam memimpin dia selalu melihat Al-Qur’an sebagai pedoman yang dijalankan sebagai seorang pemimpin yang berlaku adil dan benar. Tentunya dalam negara kita seharusnya harus ada yang mengubah dan menjadi pelopor dalam apapun dan harus selalu melihat ke Al-Qur’an dalam mengambil keputusan. Upaya yang dilakukan mahasiswa sendiri untuk mempelajari ilmu agama sebenarnya tidak akan menjadi hambatan untuk dirinya sendiri. Allah akan menjaga orang-orang yang selalu menuntut ilmu. Bahkan untuk kemajuan negara Indonesia sendiri ketika mahasiswa saat ini belajar sambal menuntut ilmu agama tentunya ketika suatu saat dia menjadi pemimpin dia telah siap dan akan membawa negara ke arah lebih baik tanpa meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kemaslahatan suatu negara dapat dilihat dari pemimpinnya dan apa yang telah pemimpinnya ajarkan. Mahasiswa sendiri adalah agent of change yang membentuk perubahan jadi sebagai agent of change mahasiswa-mahasiswa saat ini ketika kelak dia menjadi pemimpin harus selalu mengingat Allah supaya Allah akan selalu memberikan petunjuk dan Allah akan selalu memberikan jalan yang mudah untuk membawa negara menjadi lebih baik. Mahasiswa sebagai agent of change yang selalu mementingkan peranan agama dalam kehidupannya sehingga dia mengerti pemimpin yang seharusnya dipilih menurut agama yang akan membawa perubahan. Perubahan agent of change tidak hanya mementingkan dirinya sendiri tetapi mementingkan negara supaya negara dapat menjadi negara yang nyaman untuk orang-orang yang ada di dalam negara tersebut. Pentingnya seorang mengerti agama tidak berdampak pada mereka sendiri tetapi dapat mempengaruhi orang lain dan mereka sendiri akan berpegang teguh terhadap pendiriannya sehingga di dalam negara tidak ada radikal-radikal yang dapat memperkeruh negara. Tentunya sebagai mahasiswa yang masih muda dan menjadi goresan emas di masa depan harusnya mahasiswa selalu membaca buku yang baik tentang agama sehingga dapat mempengaruhi cara pandang dalam hidupnya demi kemaslahatan suatu negara

 

 

Sumber : Muhammadiyah Corner UMY

Information