Kesalahan Umum Mahasiswa Saat Penulisan Karya Ilmiah
Penulis : Aidilla Qurotianti
Tanggal Publikasi : 24 February 2023
Setiap mahasiswa di perguruan tinggi didorong untuk menyusun karya ilmiah akademik. Namun dalam menyusun karya ilmiah tersebuh masih ada sejumlah kekeliruan yang umum dijumpai, baik pada laporan tugas akhir, skripsi, tesis, maupun disertasi. Apa saja kesalahan umum yang sering dijumpai pada saat menyusun karya ilmiah?
- Ketidaksesuaian Analisis dengan Identifikasi Masalah
Kekeliruan umum yang paling banyak dijumpai yaitu identifikasi masalah yang tidak sesuai dengan analisisnya. Banyak analisis yang dilakukan oleh penulis tetapi tidak sesuai dengan identifikasi masalah yang diajukan. Selain itu penulisjuga masih banyak yang tidak menerapkan teori pada saat melakukan penelitian.
- Penulisan tidak sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Pada penulisan karya tulis ilmiah bukan hanya persoalan materi, ide atau gagasan yang disampaikan, tetapi juga persoalan bahasa dalam penggunaan ejaan.Mulai tahun 2015, EBI menggantikan aturan kebakuan yang sebelumnya dikenal sebagai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Masih banyak mahasiswa yang masih sering mengalami kesalahan pada ejaan, seperti penggunaan konjungsi/ kata hubung dalam satu kalimat, spasi pada penulisan tanda baca, penulisan imbuhan di-, ke-, kata di, penulisan kata berbahasa asing yang harusnya dicetak miring, penulisan kata tidak baku, diksi, dll.
- Tidak Fokus ke Masalah
Tidak sedikit mahasiswa khususnya janjang sarjana tidak fokus menjelaskan tema penelitian. Hal tersebut biasanya terlihat pada bab pertama atau pendahuluan yang terlalu luas dan terkadang berbelit belit. Padahal pada bab tersebut penulis harus fokus langsung untuk menjelaskan tema penelitian yang diambil, agar penjelasan pada bab tersebut tidak terlalu luas.
- Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa dapat terjadi karena pengguna bahasa tidak memahami kaidah kebahasaan yang baik dan benar juga tidak berhati-hati dalam menggunakan bahasa. Kesalahan ini juga terjadidalam menggunakan tanda baca, kaidah penulisan huruf kapital, hingga pemilihan kata banyak dijumpai dalam karya ilmiah. Selain itu kesalahan juga terlihat dari segi penulisan maupun logika berbahasa seperti pemakaian konjungsi atau kata hubung dalam satu kalimat. Terkadang ada penulis yang menggunakan dua konjungsi atau lebih dalam satu kalimat. Padahal, adanya dua konjungsi atau lebih dalam satu kalimat sudah jelas membuat logika kalimat menjadi tidak jelas.
- Pengutipan
Mengutip dan merujuk pada sumber lain tentu merupakan hal yang wajib dalam proses menyusun karya tulis ilmiah. Ada beberapa aturan pengutipan berdasarkan standar sitasi yang dikeluarkan organisasi APA (American Psychological Association), antara lain:
a) Kutipan langsung yang berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat (baik dalam bahasa aslinya, maupun terjemahannya), yang terdiri atas tidak lebih dari tiga baris, dapat dimasukkan ke dalam teks dengan jarak tetap diikuti dengan nama penulis, tahun, dan halaman;
b) Kutipan langsung (bisa dalam bahasa aslinya atau terjemahannya), yang terdiri dari empat baris atau lebih, ditik terpisah dari teks dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk lima ketukan dari margin kiri teks, diikuti nama penulis, tahun, dan halaman. (dibubuhi tanda kutip dua);
c) Kutipan tidak langsung yang menggunakan gagasan atau pemikiran seorang penulis buku, artikel, dsb., walaupun disusun dengan menggunakan kata-kata sendiri, harus mencantumkan namanya (apabila perlu dapat pula dicantumkan judul karya tulisnya) dan tahun buku/artikel itu ditulis, sesuai dengan kebiasaan penulis pada tiap-tiap disiplin ilmu). (tidak dibubuhi tanda kutip, nama dan tahun);
d) Kutipan dalam kutipan dilakukan dengan penanda pembubuhan tanda baca (“…’….’….”).*
Sumber : https://www.unpad.ac.id/2021/05/ini-kekeliruan-yang-umum-ditemui-dari-karya-ilmiah/