Header Logo
Bahasa Indonesia
Koleksi
Menunggu respon server .....
HOME LIBRARY UNTUK BUDAYA MEMBACA ANAK-ANAK USIA DINI
Penulis : Arda Putri Winata Tanggal Publikasi : 14 December 2021

 HOME LIBRARY UNTUK BUDAYA MEMBACA ANAK-ANAK USIA DINI

LAELA NISWATIN, A.Md

(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

 

 

Saat ini kita sering mendengar adanya home schooling  yaitu proses belajar mengajar yang dilakukan di rumah. Untuk mendukung pembelajaran tersebut diperlukan adanya literature pembelajaran. Salah satunya adalah dengan adanya perpustakaan rumah atau yang lebih dikenal dengan home library. Orang sering mengilustrasi terhadap seseorang mengenai ilmu pengetahuan dari sebuah buku yang ada  di perpustakaan hal itu menginformasikan kepada kita betapa pentingnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan tempat orang belajar, perpustakaan tempat membaca, berdiskusi, menambah pengalaman dan tentunya menambah ilmu.

Home library merupakan perpustakaan mini yang ada di rumah sebagai perpustakaan dan  tempat belajar yang menyediakan informasi dari koleksi perpustakaan pribadi.  Home library bisa dijadikan sarana untuk meningkatkan budaya dan minat baca anak.  Semua itu akan terwujud jika orang tua juga berperan aktif di dalamnya. Orang tua harus menjadikan anak sebagai teman belajar dan menempatkan diri sebagai fasilitator. Tanpa ada usaha dan keja keras dari orang tua, tujuan pembentukan home library untuk meningkatkan minat baca anak tidak akan terwujud.

Kita semua tahu bahwa permasalahan masyarakat Indonesia yang belum tuntas  adalah rendahnya minat membaca masyarakat. Padahal Minat membaca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa.  Kegiatan membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa.    Parameter kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi pendidikannya.    Pendidikan selalu berkaitan dengan kegiatan belajar.    Belajar selalu identik dengan kegiatan membaca karena dengan membaca akan bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang.   Pendidikan tanpa membaca bagaikan raga tanpa ruh.   Fenomena “pengangguran intelektual” tidak akan terjadi apabila masyarakat memiliki semangat membaca yang membara.(.bimba-aiueo.com, kenapa minat baca di Indonesia rendah ?, Bunda Ranis, May 1, 2013)

Tugas kita sebagai orang tua harus bekerja ekstra untuk memacu budaya minat baca anak-anak kita. Tanpa ada dorongan dan perhatian dari orang tua, anak-anak akan lebih senang dan lebih enjoy menikmati kecanggihan media teknologi Internet dan televisi.

Munculnya permainan (game) yang makin canggih dan variatif serta tayangan televisi yang semakin menarik, telah mengalihkan perhatian anak dari buku.  Tempat hiburan yang makin banyak didirikan juga membuat anak-anak lebih banyak meluangkan waktu ke tempat hiburan daripada membaca buku.

 

Lebih parahnya lagi tanyangan televisi akhir-akhir ini banyak yang sangat tidak mendidik, yang menampilkan lelucon-lelucon dengan kata-kata kasar dan goyangan yang berbau mesum. Untuk mengurangi pengaruh media televisi yang sangat besar kita harus bisa membatasi jam nonton anak. Agar anak-anak bisa konsentrasi dalam belajar dan membaca.

Kalau budaya minat baca anak-anak kita tidak diperhatikan dan ditingkatkan, apa jadinya nasib anak-anak kita dimasa yang akan datang. Padahal kita semua tahu bahwa buku Adalah jendela dunia juga jendela ilmu.

Untuk meningkatkan minat baca anak sejak dini salah satu alternatifnya adalah dengan menciptakan perpustakaan rumah atau home library di rumah kita.

Tujuan adanya home library ini adalah :

Sebagai alternatif  koleksi sumber literature di rumah

2.    Membantu  membudayakan anak untuk membaca sejak usia dini

3.    Menumbuhkan minat baca dan meningkatkan pengetahuan anak.

Manfaat adanya home library adalah

1.    Mencerdaskan masyarakat pada umumnya yang dimulai dari keluarga kita

2.    Pembelajaran membaca dan belajar anak-anak sejak dini bisa mendukung keberhasilan anak dalam meraih ncita-citanya.

3.    Memperkenalkan kepada anak akan arti pentingnya perpustakaan dalam menunjang proses pembelajaran dia dimasa mendatang.

Apabila masyarakat sudah merasakan akan pentingnya  keberadaan home library untuk meningkatkan minat baca anak sejak dini maka permasalahan di negara kita bahwa minat baca anak-anak yang sangat rendah bisa diatasi. Perlu kita ketahui minat baca anak-anak  Indonesia masih sangat rendah sekali, menurut UNESCO 2012 hanya ada 1 orang dari 1000 orang Indonesia yang memiliki minat baca yang tinggi. (poskotanews.com,  Minat Baca Warga Indonesia Sangat Rendah, Jumat, 27 September 2013 - 9:33)

Minat baca yang rendah ini ditunjang oleh perkembangan teknologi yang sudah semakin maju dan canggih, baik itu televisi maupun internet. Adanya tayangan televisi yang sangat menarik bagi anak-anak membuat anak-anak semakin malas untuk membaca. Ditambah fasilitas informasi di internet sudah sangat lengkap dan cepat dalam pencarian segala informasi, membuat keberadaan buku semakin dikesampingkan. Anak-anak biasanya mau membaca kalau ada tugas dari guru disekolahan.

 

Marilah kita menciptakan generasi penerus yang gemar membaca dan memotong generasi muda,  generasi masyarakat yang tidak suka membaca dengan menghadirkan sarana hiburan sekaligus media pembelajaran untuk anak-anak kita melalui home library di rumah kita. Keberadaan  home Library  ini sangat membantu anak dalam merubah kebiasaan anak menonton menjadi terbiasa membaca buku. Langkah-langkah yang perlu kita lakukan dalam mewujudkan terciptanya home library :

 

1.    Sediakan ruangan khusus untuk  home Library

Ruangan ini tidak perlu luas, yang penting ditata senyaman mungkin agar anak-anak betah dan nyaman berlama-lama membaca dan belajar di tempat ini.

 

2.    Lengkapi dengan rak buku yang berwarna cerah, unik dan menarik

Anak-anak sangat menyukai warna-warna cerah, unik dan menaik. Ikuti kesukaan anak-anak kita, jika mereka cowok dan menyukai berbagai mainan mobil-mobilan, hewan atau tokoh kartun hiasi rak-rak tersebut dengan gambar-gambar tersebut dan untuk cewek bisa dihiasi bunga dan gambar boneka yang lucu-lucu.

 

3.    Awali dengan koleksi yang dimiliki di rumah dulu.

Home library tidak harus punya koleksi buku yang banyak. Mulailah dengan mengumpulkan koleksi buku-buku yang sudah dimiliki.Kalau kita punya niat untuk menciptakan perpustakaan rumah, sedikit demi sedikit koleksi yang dimiliki pasti bertambah, dengan cara

Information